Loading Now

Manunggal: Memaknai Ulang Baptisan Yesus, Kita dan Seluruh Ciptaan

Oleh: Suar Suaka

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Pernahkah kita merenungkan betapa indahnya momen baptisan kita? Bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi sebagai peristiwa yang menyatukan kita dengan seluruh ciptaan dan Sang Pencipta. Mari kita bersama-sama menggali makna mendalam dari baptisan Yesus dan baptisan kita sendiri, sambil menemukan kearifan lokal yang telah lama ada dalam budaya kita.

Baptisan Yesus: Manunggal dengan Seluruh Ciptaan

Ketika Yesus dibaptis di Sungai Yordan, terjadi sesuatu yang luar biasa. Matius 3:16-17 menceritakan, “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.'”

Bayangkan momen itu: tubuh ekosistem sungai, langit yang terbuka, Roh Kudus seperti burung merpati, dan suara Allah Bapa. Semua elemen ciptaan hadir dan bersatu dalam peristiwa ini. Inilah yang dalam kearifan Jawa kita kenal sebagai “manunggal” – bersatunya segala sesuatu.

Baptisan Yesus bukan hanya tentang-Nya sebagai manusia, tetapi juga tentang seluruh ciptaan yang dipersatukan kembali dengan Allah. Air, udara, bumi, dan surga – semuanya menjadi satu dalam momen yang kudus ini.

Memaknai Baptisan Kita: Manunggal dalam Konteks Kita

Lalu, bagaimana dengan baptisan kita? Apakah itu hanya sekadar ritual pembasuhan? Tentu tidak! Baptisan kita adalah undangan untuk ikut manunggal dengan Allah dan seluruh ciptaan-Nya.

Roma 6:4 mengatakan, “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”

Hidup yang baru ini bukan hanya tentang kita dan Allah, tetapi juga tentang hubungan kita dengan seluruh ciptaan. Sama seperti nenek moyang kita yang memahami kesatuan tak terpisahkan antara manusia dengan alam, baptisan mengajarkan kita untuk melihat diri kita sebagai bagian tak terpisahkan dari ciptaan Allah.

Ketika kita dibaptis, kita diingatkan akan tanggung jawab kita terhadap anggota alam ciptaan lainnya. Air yang membasuh kita dalam baptisan itu adalah air yang sama yang memberi kehidupan pada tumbuhan dan hewan. Udara yang kita hirup saat keluar dari air baptisan adalah udara yang sama yang mengisi paru-paru seluruh makhluk yang pernah hidup sejak masa lampau.

Dalam tradisi Jawa, konsep “memayu hayuning bawana” mengajarkan kita untuk menjaga keindahan dan keselarasan dunia. Bukankah ini sejalan dengan panggilan kita sebagai orang Kristen untuk menjadi penatalayan ciptaan Allah?

Panggilan untuk Hidup Bersama Ciptaan

Saudara-saudari yang dikasihi, pemahaman ini membawa kita pada sebuah panggilan suci: untuk saling memelihara dengan setiap komponen ciptaan Allah yang lainnya. Baptisan kita bukan hanya tentang keselamatan pribadi, tetapi juga tentang partisipasi kita dalam karya Allah untuk memulihkan seluruh ciptaan.

Kolose 1:20 mengingatkan kita bahwa melalui Kristus, Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, “baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga.” Ini berarti tugas kita sebagai pengikut Kristus juga mencakup pemeliharaan lingkungan dan hubungan yang harmonis dengan alam.

Mari kita renungkan: bagaimana kita bisa lebih menghargai air, udara, tanah, dan segala ciptaan Allah dalam kehidupan sehari-hari kita? Mungkin dengan mengurangi penggunaan plastik, menghemat energi, atau bahkan menanam pohon di lingkungan kita?

Ingatlah, setiap tindakan kecil kita untuk memelihara alam adalah wujud nyata dari baptisan kita yang terus kita hayati setiap hari – sebuah pengingat akan manunggalnya kita dengan Allah dan seluruh ciptaan-Nya.

Mari Berdoa

Allah Bapa yang Mahabaik, terima kasih atas baptisan yang telah mempersatukan kami dengan-Mu dan seluruh ciptaan-Mu. Buka mata dan hati kami untuk melihat keindahan alam sebagai karya-Mu. Berikan kami hikmat dan kekuatan untuk menjaga dan memelihara ciptaan-Mu, sebagai wujud kasih kami kepada-Mu dan sesama. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

Post Comment