Kelestarian dan Energi Terbarukan: Cerminan Sejati Kekekalan Kasih Allah
Oleh: Suar Suaka
Rekan-rekan yang terkasih,
pernahkah kita merenungkan makna dari istilah “kekekalan”? Seringkali, kita memahami kekekalan hanya sebagai sebuah ukuran waktu yang sangat panjang. Namun, mari kita membuka pikiran untuk memahami kembali kekekalan Allah dengan makna yang jauh lebih dalam dan relevan bagi konteks ekologi kita hari ini.
Dalam Kitab Kejadian 2:15, kita membaca bahwa Allah menempatkan manusia di taman Eden dengan tugas khusus, yaitu “untuk mengusahakan dan memelihara” taman itu. Kata “memelihara” dalam bahasa Ibrani adalah “shamar”, yang berarti menjaga, melindungi, dan melestarikan. Hal ini menunjukkan bahwa sejak awal penciptaan, Allah telah mengingatkan tanggung jawab manusia untuk menjaga kelestarian hubungan antar ciptaan-Nya.
Jika kita melihat kekekalan Allah melalui lensa kelestarian, kita akan menemukan panggilan yang mendalam untuk ikut serta dalam karya pemeliharaan-Nya. Kekekalan bukan hanya tentang waktu yang tak terbatas, tetapi juga tentang kualitas yang terus-menerus diperbaharui dan dijaga. Sama seperti kasih Allah yang kekal senantiasa baru setiap waktu, demikian pula ciptaan-Nya dimaksudkan untuk terus diperbarui dan dilestarikan agar hubungannya terjaga setiap hari.
Pemahaman ini memanggil kita pada sebuah tantangan sekaligus kesempatan yang besar, terutama dalam konteks krisis lingkungan yang kita hadapi saat ini. Sebagai umat Kristen di Indonesia, kita dipanggil untuk menjadi pionir dalam upaya pelestarian lingkungan, termasuk dalam penggunaan energi terbarukan. Jika kita memahami kekekalan sebagai kelestarian, maka energi yang ramah lingkungan sedang menyatakan kekekalan pemeliharaan Allah bagi seluruh ciptaan dengan sebuah pembaruan yang terus menerus.
Transisi menuju energi terbarukan bukanlah sekadar tren duniawi atau kebutuhan ekonomi semata. Ini adalah panggilan spiritual kita sebagai bagian dari ciptaan. Ketika kita beralih ke sumber energi yang dapat diperbarui seperti tenaga surya, angin, atau air, kita sedang menjalankan mandat ilahi untuk “mengusahakan dan memelihara” bumi ini. Kita sedang berpartisipasi dalam karya pemeliharaan Allah yang berkelanjutan.
Saudara-saudari terkasih, marilah kita mulai melihat upaya pelestarian lingkungan dan penggunaan energi terbarukan sebagai bagian integral dari iman kita. Ini bukan lagi urusan sekunder atau pilihan, tetapi merupakan panggilan suci kita sebagai pengikut Kristus. Dengan memahami kekekalan sebagai kelestarian, kita diajak untuk hidup dengan cara yang mencerminkan kasih Allah yang tak berkesudahan bagi seluruh ciptaan-Nya.
Kiranya pemahaman baru ini mendorong kita untuk mengambil langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendukung penggunaan energi terbarukan. Semoga melalui tindakan kita, dunia dapat melihat cerminan kekekalan Allah yang sejati.
Mari Berdoa
Ya Bapa yang Mahabaik, bukakan mata kami untuk melihat kekekalan-Mu dalam segala ciptaan. Berilah kami hikmat dan keberanian untuk menjadi penatalayan yang setia, terutama dalam upaya melestarikan lingkungan dan menggunakan energi terbarukan. Jadikan kami alat-Mu untuk mewujudkan kasih-Mu yang kekal bagi bumi ini. Dalam nama Yesus kami berdoa, Amin.
2 comments