Loading Now

Membersihkan Trinitas dari Kolonialisme: Menuju Kekristenan yang Merangkul Keutuhan Ciptaan

Oleh: Suar Suaka

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, pernahkah kita merenungkan bagaimana ajaran tentang Trinitas yang kita warisi mungkin telah tercemar oleh pola pikir kolonial? Hari ini, mari kita bersama-sama melihat kembali pemahaman kita tentang Allah Tritunggal dan menemukan kembali kekayaan maknanya bagi kehidupan kita di Indonesia.

Kekristenan di tanah air kita memang tidak bisa dilepaskan dari sejarah kolonialisme. Banyak dari ajaran yang kita terima membawa jejak-jejak cara pandang Barat yang individualistis. Akibatnya, kita sering kali memahami Tuhan dan keselamatan hanya dalam konteks pribadi, melupakan dimensi komunal dan hubungan kita dengan alam yang begitu kental dalam budaya Nusantara.

Namun, jika kita mau menggali lebih dalam, doktrin Trinitas sebenarnya menyimpan kekayaan makna yang jauh melampaui pemahaman abstrak tentang Allah. Yesus sendiri dalam doanya yang tercatat di Yohanes 17:20-23 mengungkapkan kerinduan-Nya agar kita semua menjadi satu, sama seperti Dia dan Bapa adalah satu. Kesatuan ini bukan hanya di antara sesama manusia, tetapi juga dengan seluruh ciptaan.

Bayangkan jika kita memahami Trinitas bukan sebagai konsep yang kaku dan jauh, tetapi sebagai cerminan dari sifat ilahi yang terpancar melalui seluruh ciptaan. Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus dalam kesatuan-Nya yang sempurna menunjukkan kepada kita bahwa keberadaan sejati selalu ada dalam relasi. Tidak ada individualisme dalam Allah kita; yang ada adalah komunitas kasih yang terus mengalir dan memberi hidup.

Pemahaman ini membuka mata kita untuk melihat bahwa kita sebagai ciptaan juga dipanggil untuk hidup dalam relasi yang serupa. Bukan hanya dengan sesama manusia, tetapi juga dengan seluruh alam ciptaan. Kita adalah bagian dari jaringan kehidupan yang kompleks dan indah, di mana setiap bagian hidup dan saling menghidupkan.

Lebih dari itu, jika kita memahami penciptaan sebagai proses yang terus berlangsung dalam sistem-sistem bumi yang berevolusi, kita akan menyadari peran yang unik dalam setiap ciptaan. Setiap ciptaan memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mempengaruhi anggota ciptaan lain di lingkungannya secara signifikan, sehingga kita memiliki tanggung jawab besar untuk saling menjaga dan saling merawat sebagai sebuah kesatuan Gereja yang Semesta.

Lalu, apa artinya semua ini bagi kita sebagai orang Kristen Indonesia? Pertama, ini berarti kita perlu meninjau kembali cara kita beribadah dan menjalani iman kita. Apakah kita sudah memasukkan kepedulian terhadap alam dalam doa-doa dan liturgi kita? Apakah khotbah-khotbah di gereja kita sudah menyentuh isu-isu lingkungan dan keadilan ekologis?

Kedua, ini mengajak kita untuk lebih peka terhadap kearifan lokal Nusantara yang sering kali lebih harmonis dengan alam. Mungkin sudah waktunya kita mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam teologi dan praktek iman kita, tanpa kehilangan esensi Injil.

Terakhir, pemahaman ini mendorong kita untuk terlibat aktif dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan dan keadilan sosial. Karena jika kita percaya bahwa Allah hadir dalam seluruh ciptaan, maka merusak alam sama dengan melukai Allah sendiri.

Saudara-saudari yang dikasihi, marilah kita bersama-sama memulai perjalanan untuk membersihkan iman kita dari warisan kolonial yang membatasi. Mari kita rangkul pemahaman yang lebih luas dan dalam tentang Trinitas, yang mengajak kita untuk hidup dalam harmoni dengan seluruh ciptaan. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi orang Kristen yang baik, tetapi juga warga Indonesia yang bertanggung jawab dan peduli pada kelestarian bumi kita yang indah ini.

Mari Berdoa

Ya Allah Tritunggal yang Mahakasih, buka mata dan hati kami untuk melihat kehadiran-Mu dalam setiap aspek ciptaan. Bebaskan kami dari cara pandang yang sempit dan individualistis. Ajari kami untuk hidup dalam kesatuan yang mencerminkan kasih-Mu, bukan hanya dengan sesama manusia, tetapi juga dengan seluruh alam. Bimbing kami untuk menjadi penjaga yang setia bagi bumi ini, tanah air Indonesia yang Engkau anugerahkan. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Post Comment