Loading Now

Merefleksikan Spiritualitas Ekologis dari Rumah Hingga Dunia

Oleh: Suar Suaka

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,

Pernahkah kita bertanya, bagaimana iman kita tercermin dalam kehidupan sehari-hari? Seringkali, kita terjebak dalam pemahaman bahwa spiritualitas hanya tentang berdoa, membaca Alkitab, atau pergi ke gereja. Namun, Firman Tuhan mengajarkan kita sesuatu yang lebih dalam: iman kita seharusnya mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita, termasuk bagaimana kita memperlakukan ciptaan Tuhan yang indah ini.

Dalam dunia yang semakin terancam oleh krisis lingkungan, kita sebagai orang Kristen dipanggil untuk merefleksikan kembali peran kita sebagai penatalayan ciptaan Allah. Ingatlah bahwa Tuhan menciptakan dunia ini dan melihat bahwa semuanya “sungguh amat baik” (Kejadian 1:31). Jika Sang Pencipta begitu mengasihi ciptaan-Nya, bukankah kita, sebagai pengikut-Nya, juga harus melakukan hal yang sama?

Marilah kita mulai dari tempat terdekat: rumah kita. Kitab Kejadian 2:15 mengatakan, “TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” Ini bukan hanya tentang taman Eden, tapi juga tentang ‘taman’ kita sendiri – rumah dan lingkungan sekitar kita.

Bagaimana kita mengelola sampah? Apakah kita bijak dalam penggunaan air dan listrik? Apakah kita merawat tanaman di sekitar kita? Setiap tindakan kecil ini adalah bentuk ibadah, menunjukkan penghargaan kita terhadap ciptaan Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Mazmur 24:1, “Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.”

Coba bayangkan, jika setiap rumah tangga Kristen mulai memilah sampah, menghemat energi, dan menanam pohon. Betapa besarnya dampak yang bisa kita hasilkan! Ini bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tapi juga tentang menjadi saksi Kristus melalui gaya hidup kita. Ketika tetangga melihat kita peduli terhadap lingkungan, mereka mungkin akan bertanya, “Mengapa kalian melakukan ini?” Dan kita bisa menjawab, “Karena kami mengasihi Tuhan dan ciptaan-Nya.”

Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Markus 12:31). Dalam konteks ekologi, ‘sesama’ kita termasuk seluruh ciptaan Tuhan. Ketika kita peduli terhadap lingkungan komunitas kita – entah itu RT, kelurahan, atau kota – kita menunjukkan kasih kepada sesama dan kepada Tuhan.

Mulailah dengan hal-hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih lingkungan, atau bahkan memulai gerakan penghijauan di komunitas Anda. Ingatlah perkataan Yesus dalam Matius 5:16, “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Lebih jauh lagi, kita dipanggil untuk peduli terhadap lingkungan global. Perubahan iklim, polusi laut, dan kerusakan hutan hujan bukan hanya masalah negara lain, tapi juga tanggung jawab kita sebagai bagian dari keluarga global. Roma 8:22 mengingatkan kita, “Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.”

Bagaimana kita bisa berkontribusi dalam skala global? Mulailah dengan edukasi diri sendiri tentang isu-isu lingkungan global. Dukung organisasi yang bekerja untuk pelestarian lingkungan. Gunakan suara Anda di media sosial untuk menyebarkan kesadaran. Dan yang terpenting, doakan pemulihan bumi kita, karena doa orang benar sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16).

Spiritualitas sejati tidak memisahkan antara yang rohani dan yang jasmani, antara ibadah di gereja dan tindakan sehari-hari. Merawat lingkungan adalah bentuk ibadah yang nyata, menunjukkan penghargaan kita terhadap karya Sang Pencipta.

Mari kita mulai dari hal-hal kecil di rumah, lalu perluas kepedulian kita hingga ke tingkat global. Dengan demikian, kita benar-benar menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-14), menjaga dan merawat bumi yang Tuhan percayakan kepada kita.

Ingatlah, setiap tindakan kita, sekecil apapun, memiliki dampak. Seperti yang dikatakan dalam Kolose 3:17, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Biarlah setiap upaya kita dalam menjaga lingkungan menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan.

Marilah Berdoa

Ya Tuhan, bukalah mata kami untuk melihat keindahan ciptaan-Mu. Berilah kami hati yang peduli dan tangan yang siap bekerja untuk merawat ‘taman Eden’ yang Engkau percayakan. Beri kami hikmat untuk menjadi penatalayan yang baik, mulai dari rumah kami hingga ke ujung bumi. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

Post Comment